Siapa yang tidak kenal dengan Ayah yang satu ini? Ayah Edy dikenal karena buah fikirannya yang visioner dan terkadang out of the box. Kenapa saya bilang out of the box? Semata-mata karena banyak doktrin dan paradigma lama yang berhasil di pecahkan beliau, Ayah untuk para tunas bangsa Indonesia.
Tergelitik dengan berbagai tulisan yang beliau curahkan melalui sosial media, akhirnya saya memberanikan untuk bisa memahami bagaimana jalan pikiran seorang Ayah Edy. Rasanya, membaca beberapa paragraf di akun sosial media beliau terasa kurang. Buku! Yang kemudian membuat saya langsung jatuh cinta pada halaman pertama buku Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak ini.
Lugas, sederhana namun membuat saya berdebar-debar ketika membacanya. Adrenalin kerap memuncak karena apa yang ada di benak saya selama ini mengenai kegelisahan akan fenomena pendidikan, selalu seiring sejalan dengan kalimat-kalimat yang beliau tulis. Seakan beliau berkata “Dian, ini loh yang kamu cari selama ini”. Stigma masyarakat awam mengenai pendidikan dan pola asuh anak seakan terpecahkan dengan pemikiran beliau yang ternyata: satu frekuensi dengan saya.
Mau tau apa?
Bahwa nilai A+ ataupun nilai 100 bukanlah satu-satunya penentu sukses seorang anak. Bukanlah tolak ukur untuk nanti mereka bisa hidup bahagia. Bukan penjamin bahwa mereka akan hidup enak dan bergelimpangan harta. Bukanlah target yang harus diletakkan di setiap kepala orang tua (dan anaknya) agar kemdudian bisa berdiri tegak dengan bangga dan mengatakan “SAYA SUKSES. SAYA KAYA. SAYA BAHAGIA.”
Ada beberapa value dari Ayah Edy yang ingin saya share kepada temen-temen di sini. Semoga bisa menjadi bahan renungan kita semua:
Tanpa Pemetaan, Sekolah Adalah Expenses
Maksudnya? Ini kata beliau “Intinya, bila seseorang bersekolah atau mengambil kursus sebuah potensi, biaya yang dikeluarkan akan menjadi investasi, tetapi bila tidak, akan menjadi expenses.” (hal. 8)
Jadi, untuk apa kita capek-capek mencari sekolah atau kursus mahal dengan skala internasional tetapi justru hal ini akan membuat pengeluaran kita berlipat ganda. Tidak hanya dari segi materi loh, waktu juga harus dihitung. Beberapa kasus yang diceritakan ayah Edy di buku ini akan membuat kita berfikir kembali. Untuk apa kita capek-capek membuang uang dan waktu untuk memasukkan anak kita ke Fakultas Kedokteran (yang mungkin ini bukanlan potensi si anak) jika pada akhirnya si anak ternyata memiliki potensi di bidang kewirausahaan. Lebih baik pertajam dan perkaya ilmu kewirausahaannya dibandingkan memaksakan si anak belajar ilmu kedokteran yang tentunya tidak akan bisa optimal karena itu bukanlah potensi sebenar anak. Oleh karenanya, pemetaan potensi ini HARUS dilakukan agar apa yang kita berikan ke anak ini bersifat investasi bukanlah pengeluaran.
Sebuah Sekolah Untuk Para Binatang
Diambil dari halaman 26
Rasanya, gambar di atas sudah cukup jelas untuk dipahami ya? Bahwa inilah kenyataan yang terjadi di sistem pendidikan kita. Lalu gimana dong? Disinilah peran orang tua menjadi krusial agar bisa bersama-sama si kecil memetakan potensi diri mereka, menggalinya dan kemudian menajamkannya lagi agar pada finish line nanti mereka bisa sukses. Bisa bahagia.
Menjabarkan Lima Langkah Pemetaan Potensi
Tidak hanya membuka mata kita dengan permasalahan yang ada di sekitar, beliau juga memberikan solusinya kepada para pembaca untuk menghadapi lingkungan seperti yang ada pada sekolah binatang di atas. Dengan cara melakukan 5 langkah pemetaan potensi. Apa saja?
- Menyusun Program Stimulasi
- Membuat Daftar Minat dan Bakat
- Uji Coba Minat dan Bakat Anak
- Penajaman Profesi
- Make a Life Plan
Jangan lupa juga untuk melalukan review target pencapaian si kecil ya. Detail mengenai setiap langkah tersebut bisa dipahami lebih lanjut di buku ini.
Ada kisah inspiratifnya
This is the best part! Membaca langsung kisah-kisah yang ada dalam buku ini membuat saya ikut terhanyut dalam suasana yang dituliskan. Bagaimana anak-anak ini bisa sukses meraih mimpi dan bahagia dalam kehidupannya karena bantuan dari orang tua yang dengan tanpa lelah menggali potensi si anak. Disini, kita pata orang tua akan terbakar semangatnya untuk dapat pula membantu buah hati kita mengecapi kesuksesan seperti mereka yang dikisahkan di buku ini. Bahagia bukan berarti bahwa kita kaya akan harta tetapi bahagia akan lebih terasa bermakna jika setiap kita membuka mata di pagi hari, kita akan merasa bersyukur bisa melakukan hal-hal yang kita sukai. Yang kita cintai.
“Jadilah Pohonmu Sendiri, Nak.” – Ayah Edy
Sinopsis:
Setiap anak lahir dengan membawa bibit unggul masing-masing. Anak yang memiliki bibit dokter bila dirawat dengan tepat, kelak akan tumbuh menjadi “pohon dokter”. Begitu juga dengan anak yang menyimpan bibit penyanyi, jika dibesarkan dengan baik, kelak ia akan menjadi “pohon penyanyi”.
Masalahnya, anak tidak lahir dengan stempel di dahinya: “Bibit insinyur”, “bibit balerina”, “bibit pianis”, atau “bibit arsitek”. Namun jangan khawatir, mereka lahir dengan petunjuk-petunjuk yang bisa kita “baca”. Orangtualah yang harus pandai-pandai mengenali petunjuk ini.
Buku ini akan membantu Ayah-Bunda menemukan bibit atau potensi unggul anak dan mengarahkannya agar sukses di masa depan. Langkah demi langkah dipaparkan dengan contoh kasus yang nyata sehingga dapat langsung dipraktikkan setiap orangtua.
Kelak Ayah dan Bunda bisa berkata kepada anak-anak tercinta, “Jadilah, tumbuhlah sebagai pohonmu sendiri, Nak.”
Judul: Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak
Penulis: Ayah Edy
Tahun: 2015
Penerbit: Noura Books (Mizan Group)
Love,
Bubunnya Aqeela
Masyaa Alloh..kereeen mbak…😍
Makasih banyaak mba.. 🙂
School of lebah putih juga fokus menemukan bakat anak lho Di, bukan mengejar prestasi semata.
Ini nama sekolah ya kak? Langsung gugel ahhh…