Saya akan resign dan menjadi seorang bunbun 24/7 untuk si kecil. Jika ditanya apakah saya sedih, bisa dibilang begitu. Tetapi jika melihat kebahagiaan yang akan saya dapatkan jika saya menjadi stay-at-home-mom, kesedihan itu langsung pupus seketika!
Menjadi bunbun bukan berarti saya akan menjadi seseorang yang “tertinggal” dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Tentu saja, saya salut dengan teman-teman yang bisa tetap focus di pekerjaan dan tetap melayani suami serta anak-anaknya dengan baik. Saya pribadi merasa bahwa sungguh sayang jika saya harus kehilangan momen-momen penting pertumbuhan anak saya nantinya. Pastinya, saya jauh lebih sedih apabila saya tidak bisa melihat si kecil melakukan “her first time moment” daripada sedih kehilangan pekerjaan.
Siapa sih yang tega ninggalin si kecil dengan muka selucu ini??
Love,
Calon Bunbun